ANALISIS REGRESI & KORELASI LINIER SEDERHANA
ANALISIS KORELASI
Analisis Korelasi : metode statistik yang digunakan untuk menentukan kuat
tidaknya (derajat) hubungan linier
antara 2 variable atau lebih.
Analisa korelasi
sederhana,meneliti hubungan dan bagaimana
eratnya itu,tanpa melihat bentuk hubungan. Jika kenaikan didalam suatu variable
diikuti dengan kenaikan variable yang lain,maka dapat dikatakan bahwa kedua
variable tersebut mempunyai “korelasi”yang positif.Tetapi jika
kenaikan didalam suatu variable diikuti penurunan variable yang lain maka kedua
variable tersebut mempunyai korelasi negatif.Jika tidak ada perubahan pada
suatu variable ,meskipun variable yang lain mengalami perubahan ,maka kedua
variable tersebut,tidak mempunyai hubungan (uncorrelated).
- Regresi adalah alat ukur untuk mengukur hubungan antar variable.
- Korelasi adalah merupakan alat untuk mengukur kekuatan (kuat / tidaknya) hubungan antar variable.terdapat 3 jenis korelasi :
Adalah korelasi dari 2 varriable yaitu apabila variable yang satu miningkat / menurun maka yang lainnya juga akan ikut meningkat / menurun.
- Korelasi Positif
2. Korelasi Negatif
Adalah korelasi dari 2 variable yaitu apabila variable yang satu menurun / meningkat maka yang lainya akan cenderung akan ikut menurun / meningkat.
3. Tidak Ada KorelasiAdalah karelasi dari 2 variable yang tidak menunjukan hubungan.
NB : Variable adalah besaran yang bisa berubah-ubah.
Variable terikat adalah variable yang dipengaruhi oleh variable lain
Variable bebas adalah variable yang tidak dipengaruhi oleh variable lain.
- Koefisien korelasi adalah bilangan yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antar variable (kuat / lemah / tidak adaa) simbol (KK) -1<= kk <= 1
- Koefisien korelasi rank spearman adalah indeks / angka yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antar 2 variable yang datanya berbentuk data ordinal (data bertingkat / rangking)
Pedoman Untuk Menginterpretasikan Koefisien Korelasi (r)
Interval Koefisien Tingkat
Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat
rendah
0.20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat
Kuat
Ukuran
yang digunakan untuk mengukur derajat hubungan (korelasi) linier disebut koefisien
korelasi (correlation coefisient) yang dinyatakan dengan notasi” r” yang sering
dikenal dengan nama “Koefisien Korelasi
Pearson atau Product
Moment Coefficient of Correlation”, dan
secara sederhana dapat dittulis sbb:
Nilai r selalu terletak antara – 1
dan + 1 (-1< r < 1)
Jika r =1, ini
berarti ada korelasi positif sempurna antara X dan Y
r = -1 ini berarti ada korelasi negatif sempurna antara X dan Y.
r = 0, ini berarti tidak ada korelasi antara X dan Y
Berikut
ini disajikan penerapan atau penggunaaan rumus untuk menetukan koefisien
korelasi anatara besarnya biaya iklan dan volume penjualan perusahaan A, dalam
Rp 1000,-.
Tabel
. Prosedur penentuan koefisien korelasi pengeluaran biaya iklan dan volume
penjualan .
Biaya Iklan
(X)
|
Volume Penjualan (Y)
|
X2
|
Y2
|
XY
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
5
7
10
12
15
20
25
30
|
40
50
60
65
70
80
92
100
|
25
49
100
144
225
400
625
900
|
1600
2.500
3.600
4.225
4.900
6.400
8.464
10.000
|
200
350
600
780
1.050
1.600
2.300
3.000
|
Ã¥X = 124
|
Ã¥Y = 557
|
2.468
|
41.689
|
9.880
|
N = 8
Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi
Untuk
mengetahui signifikan tidaknya hubungan antara variabel yang sedang diselediki
perlu dilakukan uji hipotesis terhadap koefisien korelasi, dengan langkah – langkah sbb :
1). Perumusan
Hipotesis
Jika diduga bahwa suatu
variabel mempunyai hubungan yang positif
dengan variabel lain, maka rumusan
hipotesisnya adalah
Ho : r =
0 (tidak ada hubungan antara suatu variabel yang positif
dengan variabel
lain)
Ha : r
> 0 (terdapat hubungan yang positif dan signifikan anatara suatu
suatu variabel dengan variabel lainnya)
2). Menentukan
taraf nyata (level of signifance ) α, misalnya 5%
3). Menetukan
titik kritis (daerah penerimaan /
penolakan Ho).
Titik kritis dicari dengan
bantuan Tabel –t (t
distribution) Nilai t-tabel ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi (α) yang digunnakan dan derajat bebas
atau degree
of freedom (df), dimana df =
n-2, yang besarnya tergantung pada jumlah sampel (n).
Jika misalnya α = 0,05 dan n=8 atau df = 8 - 2 = 6, maka t –
tabel –nya adalah :
t – tabel = t α; df = t 0,05;6 = 1,943
4). Membandingkan nilai t – hitung dengan t-tabel.
Jika t-hitung < t-tabel, maka keputusannya adalah menerima hipotesis nol (Ho) .
Sebaliknya jika t hitung >
t – tabel , maka keputusannya adalah tolak Ho,
dan
terima Ha.
Nilai t-hitung ditentukan dengan formula sbb:
5). Kesimpulan
Kesimpulan di buat berdasarkan keputusan
yang diambil.
Jika keputusan
menerima
Ho , kesimpulannya adalah “ tidak ada korelasi (hubungan)
antara variabel satu dengan variabel lainnya. Sebaliknya jika
tolak Ho dan terima
Ha, maka kesimpulannya adalah ‘ terdapat korelasi (hubungan) positif yang signifikan antara
variabel satu dengan variabel lainnya.
Tugas 1
STANDAR
DEVIASI
- Angka indeks yg digunakan utk mengukur ketepatan suatu penduga atau mengukur jumlah variasi titik-titik observasi di sekitar garis regresi.
- Jika semua titik observasi berada tepat pada garis regresi, selisih taksir standar sama dengan nol. Menunjukkan pencaran data.
- Selisih taksir standar berguna mengetahui batasan seberapa jauh melesetnya perkiraan dalam meramal data.
- Rumus
-
Keterangan :
Sy/x = Selisih taksir standar
Sx/y = Selisih taksir standar
Y = nilai
variabel sebenarnya
X = nilai
variabel sebenarnya
Y’ = nilai variabel yang diperkirakan
X’ =
nilai variabel yang diperkirakan
n = jumlah frekuensi
Index Harga (x)
|
74,5 82,8 90,4 108,7 119,5 135,0 150,5
|
Hasil Penjualan (y)
|
81,2 75,5 59,6 48,8 37,5 25,0 15,5
|
B. Cari koefisien korelasi (r) dan artinya
C. Cari koefisien determinasi dan artinya
Penyelesaian
A )
B )
X Y X² Y² XY
x y x² y² xy
| ||||||||||||||
74,5 81,2 5550,25 6593,44 6049,4 -34,2 32,2
1169,64 1036.84
-1101,24
| ||||||||||||||
82,8 75,5
6855,84 5700,25 6251,4 -25,9 26,5
670,81 702,25 -686,35
| ||||||||||||||
90,4 59,6
8172,16 3552,16 5387,84
-18,3 10,6 334,89
112,36 -193,98
| ||||||||||||||
108,7 48,8
11815,69 2381,44 5304,56 0 -0,2 0 0,04 0
| ||||||||||||||
119,5 37,5
14280,25 1406,25 4481,25 10,8 -11,5 116,64
132,25 - 124,2
| ||||||||||||||
135,0 25,0 18225 625 3375 26,3 -25
691,69 625 -657,5
| ||||||||||||||
150,5 15,5
22650,25 240,25 2332,75 41,8 -34 1747,24
1156 -1421,2
| ||||||||||||||
761,4
343,1 87549,44 20498,79 33182,2 4730,91
3764,74 -4184,47
|
r (kk)
= -0,991
artinya : korelasi tersebut merupakan korelasi negatif , karena apabila index harga meningkat maka hasil penjualan akan cenderung ikut meningkat atau akan menurun.
C )
kp = 0,982 (98,2%)
artinya pengaruh index harga terhadap hasil penjualan adalah 98,2%
KORELASI
LINEAR BERGANDA
Korelasi
dan Regresi Linear Berganda
Hubungan
Linear lebih dari dua variabel.Pada hubungan linear lebih dari
dua variabel ini, perubahan satu variabel dipengaruhi oleh lebih dari satu
variabel lain.
Secara fungsional Y = f (X1, X2,
X3, ..., Xk) atau dalam persamaan matematis dituliskan
Y = a + b1X1
+ b2X2 + b3X3 + ... + bkXk
rumus :
Koefisien Korelasi Linier Berganda
Merupakan indeks atau angka yang diigunakan untuk
mengukur keeratan hubungan antara 3variabel/lebih. Koefisien korelasi berganda dirumuskan :
Ry1.2 =
Ry1.2 =
Keterangan :
-
Ry1.2 : koefisien linier 3 variabel
-
ry1 : koefisien korelasi y dan X1
-
ry2 : koefisien korelasi variabel y dan X2
-
r1.2
: koefisien korelasi variabel X1
dan X2
dimana :
Koefisien Korelasi Parsial
Koefisien korerasi parsial adalah indeks atau
angka yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara 2 variabel, jika
variabel lainnya konstan, pada hubungan yang melibatkan lebih dari 2
variabel. Koefisien korelasi parsial untuk 3 variabel dirumuskan sebagai berikut :
1. Koefisien korelasi parsial antara Y dan X1
apabila X2 konstanta.
2. Koefisien korelasi parsial antara Y dan X2
apabila X1 konstanta
3. Koefisien korelasi parsial antara X1
dan X2 apabila Y konstanta